Rabu, 14 Mei 2014

DEFINISI PERILAKU



Pengertian Perilaku
Belajar pada hakekatnya  adalah sebagai  perubahan  tingkah  laku, sebab dengan belajar maka seseorang akan memperoleh pengetahuan baru. Dengan adanya pengetahuan yang baru bisa  berimbas pada sikap dan perilaku yang diwujudkan dalam interaksi. Dengan belajar maka pengetahuan akan bertambah sehingga dalam bertindak akan selalu memakai pengetahuan yang dimilikinya. Reaksi yang berbeda dari reaksi yang sudah ada berarti dia telah mengalami belajar. H.Carl Witherington juga mendefinikan belajar sebagai proses untuk memperoleh gaya-gaya atau pola-pola tingkah laku.
Di  dunia  kampus  para  mahasiswa  akan  memperoleh  pendidikan dan interaksi yang luas. Sekolah adalah tempat sosialisasi yang utama (Mesllin, 1984).  Dan ini diperkuat dalam buku Pengantar Sosiologi oleh Kamanto Sunarto yang menulis salah satu agen sosialisasi adalah sekolah (Sunarto, 2004). Dalam sekolah seseorang akan mempelajari yang belum pernah didapat dalam keluarga maupun dikelompok bermain.
Sekolah  dalam  masa  sekarang  ini  cukup  banyak  menyita  waktu dalam kehidupan manusia. Di sekolah umum misalnya rata-rata dalam sehari seorang  murid  menghabiskan  waktu  di  sekolah  selama  6  jam,  ini  belum kegiatan lain. Maka pendapat Frank tersebut dapat dibenarkan. Interaksi dan sosialisasi dengan manusia lain terjadi pula di dunia sekolah. Sosialisasi yang terjadi di sekolah bisa melalui pendidikan, pengajaran, indoktrinasi, pemberian petunjuk dan nasehat. Perkembangan individu juga sedikit banyak dipengaruhi apa yang didapatkan di dunia pendidikan.
Beberapa  ahli mengartikan  pendidikan  pada  dasarnya  merupakan pendewasaan dan pemandirian manusia secara sistematis agar setiap menjalani kebudayaan secara bertanggung jawab (Buku Panduan KKN 2003). Belajar pada hakekatnya adalah untuk mengubah tingkah laku. Dalam proses belajar itulah    terjadi  interaksi  antara  individu  dengan  dunia  sekitarnya.  Dengan interaksi ini maka individu akan mengalami pertukaran pengalaman, ilmu pengetahuan dan sifat-sifat serta kondisi di luar dirinya. Sebagai hasil interaksi maka jawaban yang terlihat dari seseorang individu akan dipengaruhi oleh hal- hal atau kejadian-kejadian yang pernah dialami oleh individu tersebut maupun situasi masa kini (Tulus, 2004).
Dengan belajar maka akan diperoleh ilmu-ilmu yang baru mengenai pengetahuan,  sikap, tangkah laku, cara berpikir, cara bertindak dan lainnya. Aktifitas belajar yang dilakukan seseorang itu sendiri membawa konsekuensi. Karena dengan proses belajar yang dilakukan, maka   seseorang akan memperoleh   perubahan  tingkah  laku.  Akibat  yang  mungkin  timbul  dari seseorang dalam proses belajar (Sunarto, 2004) adalah :
a.     Diperolehnya perubahan tingkah laku dalam diri orang itu.
b.    Tidak diperolehnya perubahan tingkah laku
c.    Terusaknya hasil belajar masa lalu
Seseorang yang melakukan proses belajar akan mengalami kondisi yang telah disebutkan  diatas. Pengaruh  dalam diri seseorang besar tidaknya masih tergantung dalam kondisi pribadi seseorang. Namun lingkungan dalam hal ini sekolah juga ikut membentuk kedewasaan seseorang. Sebab lingkungan sekolah adalah salah satu cara untuk membentuk kepribadian seseorang.
Dengan aktifitas belajar yang dilakukan  seseorang diharapkan ada perubahan menuju proses dan sikap yang lebih baik. Perubahan dari kegiatan belajar  menitikberatkan pada tiga hal  yaitu (Sunarto, 2004) :
a.    Belajar memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku individu
b.    Terjadinya perubahan yang merupakan buah dari pengalaman
c.    Perubahan tersebut terjadi pada perilaku individu
Perubahan  perilaku  terjadi  karena  adanya  rangsangan.  Dengan adanya     rangsangan   ini  maka  akan  terjadi  tanggapan.   Seseorang  yang mendapat rangsangan akan memberikan tanggapan yang diberikan bisa positif dan  bisa  negatif.  Dengan  tanggapan  ini  akan  membawa  ke  konsekuensi menuju tanggapan di masa yang akan datang yang dilakukan seseorang. Dalam kamus Antropologi  disebutkan bahwa perilaku adalah segala tindakan manusia yang disebabkan baik karena dorongan organisasinya, karena tuntunan lingkungan alam, karena dorongan organisme serta hasrat psikologinya  maupun pengaruh masyarakat dan kebudayaan (Suyono, 1985). Sedangkan definisi  perilaku yang lain adalah  perilaku  adalah  perbuatan,   tindakan  baik  yang  tersurat  ataupun tersirat untuk memperlakukan  objek tertentu, baik dalam bentuk kata- kata maupun tanda-tanda non verbal seperti gerakan badan, raut muka dan sebagainya.
Menurut  pendapat diatas perilaku seseorang bisa di lihat atau tidak bisa dilihat (tersirat). Seorang yang sedang makan misalnya ia melakukan perilaku yang dapat dilihat, sedangkan orang yang duduk diam dengan tenang adalah contoh perilaku yang tersirat. Kita belum tentu tahu apa yang sedang ia lakukan, apakah sedang termenung, sedang sedih, berpikir serius atau sedang konsentrasi.
Soejono Soekanto menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan/perbuatan   yang  dilakukan  untuk  merealisasikan  keinginan.  Jadi jelaslah bahwa keinginan (kebutuhan ) seseorang akan diperlihatkan di dalam perilakunya Soejono Sekanto, (1998). Perilaku ini bisa berujud perbuatan, tindakan,  sikap  atau  keyakinan.  Dalam  pendapatnya  Soejono  Soekanto  ini maka makin jelaslah bahwa perilaku yang dilakukan oleh seseorang pada hakekatnya adalah untuk memenuhi keinginan. Dalam melakukan keinginann seseorang  akan  melakukan  tindakan,  sikap  dan  perbuatan  yang  itu  bisa diartikan secara langsung oleh orang yang melihatnya dan bisa juga aktifitas itu tidak bisa diartikan secara langsung oleh orang lain.

1 komentar: