1.
Pengertian
Konsep diri
Menurut Hurlock (dalam Nia, 2011 : ) konsep
diri adalah konsep seseorang dari siapa dan apa dia itu. Konsep ini merupakan
bayangan cermin, ditentukan sebagian besar oleh peran dan hubungan dengan orang
lain, dan apa yang kiranya reaksi orang lain terhadapnya. Konsep diri mencakup
citra diri fisik dan psikologis. Citra diri fisik biasanya berkaitan dengan
penampilan, sedangkan citra diri psikologis berdasarkan atas pikiran, perasaan,
dan emosi.
Song dan Hattie (dalam Nia, 2011 : ) mengemukakan bahwa konsep diri terdiri atas
konsep diri akademis dan non akademis. Selanjutnya konsep diri non akademis
dapat dibedakan menjadi konsep diri sosial dan penampilan diri. Jadi menurut
Song dan Hattie, konsep diri secara umum dapat dibedakan menjadi konsep diri
akademis, konsep diri sosial, dan penampilan diri.
Menurut Burns (dalam Erawati, 2011 : ) konsep diri adalah suatu gambaran campuran
dari apa yang kita pikirkan, orang-orang lain berpendapat mengenai diri kita,
dan seperti apa diri yang kita inginkan.
Menurut
William D. brooks yang dikutip oleh Jalaludin Rakhmad (1985: 125) yang
menyatakan konsep diri merupakan persepsi individu terhadap dirinya sendiri
yang bersifat psikis dan sosial sebagai hasil interaksi dengan orang lain.
Berdasarkan kajian-kajian teori di atas, maka dasar teori
yang digunakan untuk menyusun kisi-kisi konsep diri adalah gabungan dari teori
Hurlock dan teori Song & Hattie yang menyatakan konsep diri adalah gabungan dari keyakinan yang dimiliki individu tentang
mereka sendiri yang meliputi karakteristik fisik, psikologis, sosial,
emosional, aspirasi dan prestasi. Dimensi konsep diri mencakup citra diri fisik, citra diri
psikologis dan konsep diri sosial. Indikator citra diri fisik biasanya
berkaitan dengan penampilan, indikator citra
diri psikologis berdasarkan atas pikiran, perasaan, dan emosi. Sedangkan
indikator konsep diri sosial adalah pandangan, penilaian siswa terhadap
kemampuan bergaul dan kerjasama dengan orang lain.
Konsep
Diri adalah semua persepsi kita terhadap aspek diri kita yang meliputi aspek
fisik, aspek sosial, dan aspek psikologis, yang terbentuk karena pengalaman
masa lalu kita dan interaksi kita dengan orang lain.
Konsep
Diri berarti segala yang Anda ketahui tentang diri Anda, semua apa yang Anda
percayai, dan apa yang telah terjadi dalam hidup Anda terekam dalam mental
hard-drive kepribadian Anda, yaitu di dalam self-concept Anda. Self-concept
Anda mendahului dan memprediksi tingkat performa dan efektivitas setiap
tindakan Anda. Tingkah laku nyata Anda akan selalu konsisten dengan self-concept
yang terdapat di dalam diri Anda. Oleh karena itu, perbaikan di segala bidang
kehidupan Anda harus dimulai dari perbaikan di dalam self-concept Anda.
2.
Tiga Bagian
Utama Konsep Diri
Menurut Brian Tracy, self-concept Anda memiliki tiga
bagian utama yaitu:
a.
Self-Ideal (Diri Ideal),
b.
Self-Image (Citra Diri), dan
c.
Self-Esteem (Jati Diri).
Ketiga elemen tersebut merupakan satu kesatuan yang
membentuk kepribadian Anda, menentukan apa yang biasa Anda pikir, rasakan, dan
lakukan, serta akan menentukan segala sesuatu yang terjadi kepada diri Anda.
a.
Self-Ideal
(Diri Ideal)
Self-ideal
adalah komponen pertama dari self-concept Anda.
Self-ideal
Anda terdiri dari :
·
harapan,
·
impian,
·
visi,
·
idaman
Self-idealterbentuk
dari kebaikan, nilai-nilai, dan sifat-sifat yang paling Anda kagumi dari diri
Anda maupun dari orang lain yang Anda hormati. Self-ideal adalah sosok
seperti apa yang paling Anda inginkan untuk bisa menjadi diri Anda, di segala
bidang kehidupan Anda. Bentuk ideal ini akan menuntun Anda dalam membentuk
perilaku Anda.
b.
Self-Image
(Citra Diri)
Bagian kedua self-concept Anda adalah self-image. Bagian ini menunjukkan bagaimana Anda membayangkan diri Anda sendiri, dan menentukan bagaimana Anda akan bertingkah laku dalam satu situasi tertentu. Karena kekuatan self-image. Semua perbaikan dalam hidup Anda akan dimulai dari perbaikan dalam self-imageself-image
Bagian kedua self-concept Anda adalah self-image. Bagian ini menunjukkan bagaimana Anda membayangkan diri Anda sendiri, dan menentukan bagaimana Anda akan bertingkah laku dalam satu situasi tertentu. Karena kekuatan self-image. Semua perbaikan dalam hidup Anda akan dimulai dari perbaikan dalam self-imageself-image
c.
Self-Esteem
(Jati Diri)
self-esteem adalah seberapa besar Anda menyukai diri Anda sendiri. Semakin Anda menyukai diri Anda, semakin baik Anda akan bertindak dalam bidang apa pun yang Anda tekuni. Dan, semakin baik performansi Anda, Anda akan semakin menyukai diri Anda. Bagian ini adalah komponen emosional dalam kepribadian Anda. Komponen-komponen pentingnya :
self-esteem adalah seberapa besar Anda menyukai diri Anda sendiri. Semakin Anda menyukai diri Anda, semakin baik Anda akan bertindak dalam bidang apa pun yang Anda tekuni. Dan, semakin baik performansi Anda, Anda akan semakin menyukai diri Anda. Bagian ini adalah komponen emosional dalam kepribadian Anda. Komponen-komponen pentingnya :
·
bagaimana Anda berpikir,
·
bagaimana Anda merasa,
·
bagaimana Anda bertingkah laku.
Coba Anda memberikan jawaban sebuah simulasi:
1.
Siapa Saya?
2.
Mengapa saya ada?
3.
Apa keunggulan / kelebihan yang saya
milik?
4.
Untuk siapa saya bekerja?
5.
Apa hasil/produk dari pekerjaan
saya?
6.
Dimana saya mengerjakannya?
3.
Ciri-ciri Konsep Diri
Menurut Calhoun & Acocella (1995), konsep diri
merupakan gambaran mental terhadap diri sendiri yang terdiri dari pengetahuan
tentang diri, pengharapan bagi diri dan penilaian terhadap diri sendiri. Salah
satu ciri dari konsep diri yang negatif akan terkait secara langsung dengan
pengetahuan yang tidak tepat terhadap diri sendiri, pengharapan yang tidak
realistis atau mengada-ada, serta harga diri yang rendah. Untuk menghindari hal
tersebut, Sheerer (dalam Cronbach, 1963) memformulasikan ciri-ciri konsep diri
positif yang selanjutnya mengarah pada penerimaan diri individu, sebagai
berikut:
a.
Mempunyai keyakinan akan kemampuan dirinya dalam
menghadapi kehidupan yang dijalaninya,
b.
Menganggap dirinya berharga sebagai seorang manusia yang
sederajat dengan manusia lainnya,
c.
Mampu menempatkan dirinya pada kondisi yang tepat
sebagaimana orang lain, sehingga keberadaannya dapat diterima oleh orang lain,
d.
Bertanggung jawab atas apa yang
telah dilakukannya,
e.
Menyadari dan tidak merasa malu akan keadaan dirinya,
f.
Kelemahan yang dimilikinya tidak membuatnya menyalahkan
dirinya sendiri, sebagaimana ia mampu menghargai setiap kelebihannya,
g.
Memiliki obyektivitas terhadap setiap pujian ataupun
celaan, dan
h.
Tidak mengingkari atau merasa bersalah atas
dorongan-dorongan emosi yang ada pada dirinya.
4.
Dimensi Konsep Diri
Para ahli psikologi juga berbeda pendapat dalam menetapkan dimensi-dimensi konsepsell image), dimensi penilaian diri (self-evaluation), dan dimensi cita-cita diri (self-ideal). Sebagian ahli lain menyebutnya dengan istilah: citra diri, harga diri dan diri ideal. Namun, secara umum sejumlah ahli menyebutkan 3 dimensi konsep diri, meskipun dengan menggunakan istilah yang berbeda-beda. Calhoun dan Acocella (1990) misalnya, menyebutkan dimensi utama dari konsep diri, yaitu: dimensi pengetahuan, dimensi pengharapan, dan dimensi penilaian. Paul J. Cenci (1993) menyebutkan ketiga dimensi konsep diri dengan istilah: dimensi gambaran diri (
Para ahli psikologi juga berbeda pendapat dalam menetapkan dimensi-dimensi konsepsell image), dimensi penilaian diri (self-evaluation), dan dimensi cita-cita diri (self-ideal). Sebagian ahli lain menyebutnya dengan istilah: citra diri, harga diri dan diri ideal. Namun, secara umum sejumlah ahli menyebutkan 3 dimensi konsep diri, meskipun dengan menggunakan istilah yang berbeda-beda. Calhoun dan Acocella (1990) misalnya, menyebutkan dimensi utama dari konsep diri, yaitu: dimensi pengetahuan, dimensi pengharapan, dan dimensi penilaian. Paul J. Cenci (1993) menyebutkan ketiga dimensi konsep diri dengan istilah: dimensi gambaran diri (
a.
Pengetahuan.
Dimensi pertama dari konsep diri
adalah apa yang kita ketahui tentang konsep diri atau penjelasan dari “siapa
saya” yang akan memberi gambaran tentang diri saya. Gambaran diri tersebut pada
gilirannya akan membentuk citra. diri. Gambaran diri tersebut merupakan
kesimpulan dari: pandangan kita dalam berbagai peran yang kita pegang, seperti
sebagai orangtua, suami atau istri, karyawan, pelajar, dan seterusnya;
pandangan kita tentang watak kepribadian yang kita rasakan ada pada diri kita,
seperti jujur, setia, gembira, bersahabat, aktif, dan seterusnya; pandangan
kita tentang sikap yang ada pada diri kita; kemampuan yang kita miliki,
kecakapan yang kita kuasai, dan berbagai karakteristik lainnya yang kita lihat
melekat pada diri kita. Singkatnya, dimensi pengetahuan (kognitif) dari konsep
diri mencakup segala sesuatu yang kita pikirkan tentang diri kita sebagai
pribadi, seperti “saya pintar”, “saya cantik”, “saya anak baik”, dan
seterusnya.
Persepsi kita tentang diri kita
seringkali tidak sama dengan kenyataan adanya diri yang sebenarnya. Penglihatan
tentang diri kita hanyalah merupakan rumusan, definisi atau versi subjektif
pribadi kito tentang diri kita sendiri. Penglihatan itu dapat sesuai atau tidak
sesuatu dengan kenyataan diri kita yang sesungguhnya. Demikian juga, gambaran
diri yang kita miliki tentang diri kita seringkali tidak sesuai dengan gambaran
orang lain atau masyarakat tentang diri kita. Sebab, di hadapan orang lain atau
masyarakat kita seringkali berusaha menyembunyikan atau menutupi segi-segi
tertentu dari diri kita untuk menciptakan kesan yang lebih baik. Akibatnya, di
masa orang lain atau masyarakat kita kerap tidal, tampak sebagaimana kita
melihat konsep diri (Centi, 1993).
Gambaran yang kita berikan tentang
diri kita juga tidak bersifat permanen, terutama gambaran yang menyangkut
kualitas diri kita dan membandingkannya dengan kualitas diri anggota kelompok
kita. Bayangkan bila Anda memberi gambaran tentang diri Anda sebagai “anak yang
pandai” karena Anda memiliki nilai tertinggi ketika lulus dari suatu SMA.
Namun, ketika Anda memasuki suatu perguruan tinggi yang sangat sarat dengan
persaingan dan merasakan diri Anda dikelilingi oleh siswa-siswa dari sejumlah
SMA lain yang lebih pandai, maka tiba-tiba Anda mungkin merubah gambaran diri
Anda sebagai “mahasiswa yang tidak begitu pandai”.
b.
Harapan.
Dimensi kedua dari konsep diri adalah
dimensi harapan mau diri yang dicita-citakan dimasa depan. Ketika kita
mempunyai sejumlah pandangan tentang siapa kita sebenarnya, pada saat yang sama
kita juga mempunyai sejumlah pandangan lain tentang kemungkinan menjadi apa
diri kita di masa mendatang. Singkatnya, kita juga mempunyai pengharapan bagi
diri kita sendiri. Pengharapan ini merupakan diri-ideal (self-ideal)
atau diri yang dicita-citakan.
Cita-cita diri (self-ideal)
terdiri alas dambaan, aspirasi, harapan, keinginan bagi diri kita, atau menjadi
manusia seperti apa yang kita inginkan. Tetapi, perlu diingat bahwa cita-cita
diri belum tentu sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya dimiliki seseorang.
Meskipun demikian, cita-cita diri Anda akan menentukan konsep diri Anda dan
menjadi faktor paling penting dalam menentukan perilaku Anda. Hlarapan atau
cita-cita diri Anda akan membangkitkan kekuatan yang mendorong Anda menuju masa
depan dan akan memandu aktivitas Anda dalam perjalanan hidup Anda. Apapun
standar diri ideal yang Anda tetapkan, sadar atau tidak Anda akan senantiasa
berusaha untuk dapat memenuhinya.
Oleh sebab itu, dalam menetapkan
standar diri ideal haruslah lebih realistis, sesuai dengan potensi atau
kemampuan diri yang dimiliki, tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalu
rendah. Adalah sangat tidak realistis.
c.
Penilaian.
Dimensi ketiga konsep diri adalah
penilaian kita terhadap diri kita sendiri. Penilaian konsep diri merupakan
pandangan kita tentang harga atau kewajaran kita sebagai pribadi. Menurut
Calhoun dan Acocella (1990), setiap hari kita berperan sebagai penilai tentang
diri kita sendiri, menilai apakah kita bertentangan: 1) pengharapan bagi diri
kita sendiri (saya dapat menjadi apa), 2) standar yang kita tetapkan bagi diri
kita sendiri (saya seharusnya menjadi apa). Hasil dari penilaian tersebut
membentuk apa yang disebut dengan rasa harga diri, yaitu seberapa besar kita
menyukai konsep diri. Orang yang hidup dengan standar dan harapan-harapan untuk
dirinya sendiri—yang menyukai siapa dirinya, apa yang sedang dikerjakannya, dan
akan kemana dirinya – akan memiliki rasa harga diri yang tinggi (high
self-esteem). Sebaliknya, orang yang terlalu jauh dari standar dan
harapan-harapannya akan memiliki rasa harga diri yang rendah (lowself-esteem).
Dengan demikian dapat dipahami bahwa penilaian akan membentuk penerimaan
terhadap diri (self-acceptance), serta harga diri (self-esteem)
seseorang.
Konsep diri kita memang tidak pernah
terumuskan secara jelas dan stabil. Pemahaman diri selalu berubah-ubah,
mengikuti perubahan pengalaman yang terjadi hampir setiap saat. Seorang siswa
yang memiliki harga diri tinggi tiba-tiba dapat berubah menjadi rendah diri
ketika gagal ujian dalam suatu mata pelajaran penting. Sebaliknya, ada siswa
yang kurang berprestasi dalam studi dan dihinggapi rasa rendah diri, tiba-tiba
merasa memiliki harga diri tinggi ketika ia berhasil memenangkan suatu lomba
seni atau olah raga.
7. Konsep
Diri dan Perilaku
Konsep diri mempunyai peranan penting
dalam menentukan tingkah laku seseorang. Bagaimana seseorang memandang dirinya
akan tercermin dari keseluruhan perilakunya. Artinya, perilaku individu akan
selaras dengan cara individu memandang dirinya sendiri. Apabila individu
memandang dirinya sebagai orang yang tidak mempunyai cukup kemampuan untuk
melakukan suatu tugas, maka seluruh perilakunya Akan menunjukkan
ketidakmampuannya tersebut. Menurut Felker (1974), terdapat tiga peranan
penting konsep diri dalam menentukan perilaku seseorang, yaitu:
a.
Pertama, self-concept as maintainer of inner
consistency. Konsep diri memainkan peranan dalam mempertahankan keselarasan
batin seseorang. Individu senantiasa berusaha untuk mempertahankan keselarasan
batinnya. Bila individu memiliki ide, perasaan, persepsi atau pikiran yang
tidak seimbang atau saling bertentangan, maka akan terjadi situasi psikologis
yang tidak menyenangkan. Untuk menghilangkan ketidakselarasan tersebut,
individu mengubah perilaku atau memilih suatu sistem untuk mempertahankan
kesesuaian antara individu dengan lingkungannya. Cara menjaga kesesuaian
tersebut dapat dilakukan dengan menolak gambaran yang diberikan oleh
lingkungannya mengenai dirinya atau individu berusaha mengubah dirinya seperti
apa yang diungkapkan likungan sebagai cara untuk menjelaskan kesesuaian dirinya
dengan lingkungannya.
b.
Kedua, self-concept as an interpretation of
experience. Konsep diri menentukan bagaimana individu memberikan
penafsiran atas pengalamannya. Seluruh sikap dan pandangan individu terhadap
dirinya sangat mempengaruhi individu tersebut dalam menafsirkan pengalamannya.
Sebuah kejadian akan ditafsirkan secara berbeda antara individu yang satu
dengan individu lainnya, karena masing‑masing individu mempunyai sikap dan
pandangan yang berbeda terhadap diri mereka. Tafsiran negatif terhadap
pengalaman hidup disebabkan oleh pandangan dan sikap negatif terhadap dirinya
sendiri. Sebaliknya, tafsiran positif terhadap pengalaman hidup disebabkan oleh
pandangan dan sikap positif terhadap dirinya.
c.
Ketiga, self-concept as set of expectations.
Konsep diri juga berperan sebagai penentu pengharapan individu. Pengharapan ini
merupakan inti dari konsep diri. Bahkan McCandless sebagaimana dikutip Felker
(1974) menyebutkan bahwa konsep diri seperangkat harapan-harapan dan evaluasi
terhadap perilaku yang merujuk pada harapan-harapan tersebut. Siswa yang cemas
dalam menghadapi ujian akhir dengan mengatakan “saya sebenamya anak bodoh,
pasti saya tidak akan mendapat nilai yang baik”, sesungguhnya sudah
mencerminkan harapan apa yang akan terjadi dengan hasil ujiannya. Ungkapan
tersebut menunjukkan keyakinannya bahwa ia tidak mempunyai kemampuan untuk
memperoleh nilai yang baik, Keyakinannya tersebut mencerminkan sikap dan
pandangan negatif terhadap dirinya sendiri. Pandangan negatif terhadap dirinya
menyebabkan individu mengharapkan tingkah keberhasilan yang akan dicapai hanya
pada taraf yang rendah. Patokan yang rendah tersebut menyebabkan individu
bersangkutan tidak mempunyai motivasi untuk mencapai prestasi yang gemilang
(Pudjijogyanti, 1988).
8.
Manfaat Mengetahui
Konsep Diri
Dengan
adanya konsep diri individu memandang atau menilai dirinya sendiri akan tampak
jelas dari seluruh perilakunya, dengan kata lain perilaku seseorang akan sesuai
dengan cara individu memandang dan menilai dirinya sendiri. Apabila individu
memandang dirinya sebagai seorang yang memiliki cukup kemampuan untuk
melaksanakan tugas, maka individu itu akan menampakan perilaku sukses dalam
melaksanakan tugasnya.
Menurut anda bagaimana konsep diri itu? dan faktor negatif atau positif yang mempengaruhi terbentuknya konsep diri tersebut???
BalasHapussumbernya ada ga ? boleh dong minta buat keperluan heheh
BalasHapusboleh tau ga teori solusi dalam konsep diri itu seperti apa ya???
BalasHapusshare daftar pustakanya dong kak tolong
BalasHapusterbaik sangat berguna
BalasHapushttp://http%3A%2F%2Fblog.binadarma.ac.id%2Fbabeyudi.wordpress.com
tes
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus99Togel merupakan salah satu agen togel online terbaik di Indonesia yang menyediakan berbagai jenis pasaran Singapore. Pasaran togel yang paling populer disini adalah Togel Singapore, Togel Hongkong, Togel Sydney, Newtonpools, Rochorpools, Orchardpools, dan Jurongpools
BalasHapusUntuk Anda yang merupakan pecinta permainan casino online dapat juga menikmati hiburannya melalui 99Togel. Kami memiliki berbagai permainan Live Casino terlengkap, ini daftarnya:
Baccarat
Sicbo
Dragon Tiger
Oglok
Monopoli
Suwit
Roulette
Billiard
Poker Dice
Dingdong 24D
Dingdong 12D
Red White
Lempar Koin
DAFTARKAN DIRI ANDA SEGERA 99togel
wah info yang sangat bermanfaat kak
BalasHapusmau tau tentang psikologi lebih detail dan kegiatan apa saja yang ada di psikologi
Silahkan kunjungi www.psikologi.uma.ac.id
Terimakasih
nice info makasih kak
BalasHapuswarnet