Rabu, 14 Mei 2014

TINGKATAN PERILAKU MANUSIA



Abraham  H.  Maslow  mengungkapkan  tentang  kebutuhan- kebutuhan pokok manusia yang dibagi menjadi lima tingkatan (Abraham H Maslow, 1984).  Beberapa  tingkatan  yang dikemukakan  oleh Abraham  H. Maslow  adalah :
a.    Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang pokok bagi manusia, sebab termasuk kebutuhan yang paling kuat (Maslow, 1984). Kebutuhan ini contohnya makan, minum, seks dan istirahat
b.    Kebutuhan rasa aman. Setiap   orang   menginginkan    keselamatan,   bebas   dari   ancaman, mendapat perlindungan dan lain sebagainya.
c.    Kebutuhan rasa memiliki dan cinta. Kebutuhan   ini   mencakup   kebutuhan-kebutuhan akan cinta  dan mencintai, rasa memiliki, diterima dikelompoknya.
d.    Harga diri. Kebutuhan harga diri  mencakup  rasa  hormat  tinggi,  penghargaan, gengsi,  prestice,  status,  kemuliaan,  pengakuan,  dominasi,  perhatian dan apresiasi.
e.    Kebutuhan Aktualisasi diri. Bahwa  setiap  manusia  ingin  selalu  berkembang  menuju  yang  lebih baik  lagi.  Maslow  memandang   hal  ini  sebagai  kebutuhan   untuk menjadi orang yang dicita-citakan dan dirasakan mampu mewujudkannya-untuk  memaksimalkan potensi dan mencapai sesuatu yang didambakan.
Sedangkan Clayton P. Alderfer menemukan tiga kebutuhan pokok manusia (Haroold Koontz,dkk,1984:127): kebutuhan keberadaan (Exestence needs),  kebutuhan  pokok  manusia  (relatedness  needs),  kebutuhan pertumbuhan   (growth   needs).   
Kebutuhan   keberadaan   mencakup   seluruh bentuk   hasrat   material   dan   fisiologis   dengan   segala   variasinya   seperti makanan,   air,   gaji,   dan   kondisi   kerja.   Kebutuhan   pokok   berhubungan mencakup  kebutuhan  untuk  berhubungan   dengan  orang  lain,  apakah  itu dengan keluarga, atasan bawahan, kawan atau seteru. Kebutuhan pertumbuhan adalah kebutuhan-kebutuhan yang mendorong seseorang untuk memilih pengaruh yang kreatif dan produktif terhadap diri sendiri dan lingkungan.
Sudjana (1995) mengindetifikasikan  kebutuhan  bagi  para  pelajar. Menurutnya ada tiga kebutuhan yang melekat pada diri seorang yang sedang belajar, yaitu:
a.    Kebutuhan Kehidupan.
Sudjana memandang  tiap manusia memelukan  kebutuhan.  Dalam tulisannya  Sudjana  berpendapat  kebutuhan  manusia  seperti  yang ditulis oleh Maslow. Hanya ia menekankan pada pendapat Maslow yang menulis bahwa pemenuhan kebutuhan dilakukan atas dasar yang paling mungkin
dilakukan. Sehingga dengan pendapat ini kebutuhan manusia satu dengan manusia lain belum tentu sama. Tiap manusia mempunyai kebutuhan yang berdasar atas prioritas masing-masing individu. Kebutuhan seorang mahasiswa dari keluarga miskin tentu saja akan berbeda bila dibandingkan dengan kebutuhan seorang tukang becak.
b.    Kebutuhan Pendidikan
Setiap orang pasti menginginkan kebutuhan akan pendidikan. Kebutuhan pendidikan  antara  lain  mencakup  kepemilikan,  peningkatan  diri,  minat yang berhubungan  dengan upaya serta minat yang berhubungan  dengan keamanan (Sudjana, 2004).
c.    Kebutuhan Belajar
Kebutuhan belajar antara lain  mencakup kebutuhan   berkaitan dengan pekerjaan, kegemaran dan rekreasi, keagamaan, pengausaan bahasan dan pengetahuan umum, serta kebutuhan belajar berkaitan dengan kerumahtanggaan, olahraga, informasi baru serta jasa.
Dalam penelitian  ini akan diungkap  tentang bagaimana  perilaku mahasiswa  dari keluarga miskin terkait dengan pemenuhan  kebutuhan  yang telah digariskan oleh Sudjana. Dengan adanya kebutuhan hidup seorang mahasiswa,  maka  ia akan  melakukan  tindakan,  perbuatan  atau  sikap,  yang akan memunculkan perilaku dari seseorang. Antara sikap dan perilaku mempunyai hubungan yang sangat erat. , sebab  perilaku  merupakan  ekspresi  sikap  seseorang.  Sikap  sudah  terbentuk dalam dirinya  karena  berbagai  tekanan atau hambatan  dari luar atau dalam dirinya. Artinya, potensi reaksi yang terbentuk dalam diri seseorang yang akan muncul berupa perilaku aktual sebagai cerminan sikapnya.
Sikap  yang  pada  dasarnya  terbentuk  dari  pengalaman  interaksi secara langsung dengan obyek sikap akan cenderung lebih konsisten dengan perilaku  daripada  sikap  yang  terbentuk  melalui  cara  lain  (Tri  Dayakisni, 2003).  Ada  dua  hal  yang  menjadi  alasannya;  (1)  Suatu  sikap  yang berdasar pada pengalaman langsung kemungkinan berkaitan erat dengan self- image, dan (2) Sikap ini lebih mudah diakses secara kognitif. Di samping itu sikap biasanya lebih kuat dikukuhi ketika seseorang tersebut memiliki kepentingan  pribadi  terhadap  isu  (obyek  sikap)  itu.  Sikap  ini  juga  secara kognitif dapat diakses dan lebih jelas berkaitan dengan perilaku.
Jadi perilaku seseorang merupakan cerminan konkret yang tampak dalam sikap, perbuatan dan kata-kata (pernyataan) sebagai akibat reaksi seseorang yang muncul karena adanya pengalaman proses pembelajaran dan rangsangan   dari   lingkungannya.   Sikap,   perbuatan   dan   kata-kata   yang dilakukan  seseorang   dapat positif dan negatif, baik atau buruk, benar atau salah. Jadi antara  sikap, perbuatan atau kata-kata yang dilakukan manusia mempunyai hubungan yang erat. Misalnya seseorang ketika marah maka sikap yang diambil biasanya diam saja, bicara dengan nada tinggi  atau memboikot (ngambek;  Jawa-penulis)  pada  orang  disekitarnya.  Jika  seseorang  sedang gembira maka tindakannya mungkin tersenyum dan wajahnya nampak ceria.
Dalam   penelitian   ini   ingin   mengungkap    bagaimana   perilaku mahasiswa dari keluarga miskin. Perilaku yang diteliti adalah perilaku yangmerupakan dampak dari pengaruh kemiskinan yang melekat pada diri seorang mahasiswa. Dalam penelitian ini akan diungkap perilaku mereka dalam pemenuhan   kebutuhan  dan  pada  saat  interakasi   di  kampus.  Diharapkan penelitian ini menghasilkan kajian untuk dipelajari.

1 komentar: