A.
PENGERTIAN
GANGGUAN
Disfungsi
seksual merupakan gangguan seksual dimana seseorang mengalami kesulitan untuk
berfungsi secara adekuat ketika melakukan hubungan seksual atau berbagai
masalah seksual yang biasanya dianggap mencerminkan hambatan dalam siklus
respon seksual normal. Masalah psikologis tidak hanya mempengaruhi mereka yang
mengalami disfungsi seksual, namun juga orang-orang yang memiliki hubungan
dengan mereka. Aspek masalah emosional manusia ini sangat penting dalam
pertimbangan mengenai disfungsi seksual, yang biasanya terjadi dalam konteks
hubungan pribadi yang intim.
Di
dalam DSM-IV-TR membagi disfungsi seksual menjadi empat kategori utama:
gangguan nafsu seksual, gangguan gairah seksual, gangguan orgasme dan gangguan
nyeri seksual. Gangguan-gangguan tersebut dapat menyebabkan distress mendalam
atau menimbulkan masalah interpersonal.
1. Keinginan
(Appetitive). Dikemukakan oleh Kaplan
(1974), tahap ini merujuk minat atau nafsu yang seringkali berhubungan dengan
fantasi yang menimbulkan gairah seksual. Dalam Durand dan Barlow (2007) fase
keinginan ini disebut sebagai fase nafs.
2. Kegairahan
(Excitement). Merupakan tahap awal
dalam konsep Masters dan Johnson, yaitu suatu pengalama subjektif tentang
kenikmatan seksual yang dihubungkan dengan perubahan fisiologis yang disebabkan
meningkatnya aliran darah ke alat kelamin dan pada perempuan juga ke payudara.
Pembengkakan tersebut, yaitu mengalirnya darah ke jaringan-jaringan, terlihat
dalam bentuk ereksi penis pada laki-laki dan pada perempuan pembesaran payudara
dan perubahan dalam vagina, seperti meningkatnya lubrikasi.
3. Orgasme.
Pada fase ini kenikmatan seksual mencapai puncaknya. Pada laki-laki ejakulasi
dirasakan tak terhindarkan dan memang hampir selalu terjadi. Pada perempuan,
tepi-tepi bagian luar ketiga pada vagina mengalami kontraksi dan pada kedua
jenis kelamin terjadi ketegangan otot pada umumnya.
4. Resolusi.
Tahap akhir dalam konsep Masters dan Johnson merujuk pada relaksasi dan rasa
nyaman yang biasanya mengikuti orgasme. Pada laki-laki terjadi periode
pengerasan, di mana ereksi dan gairah lebih jauh lebih mungkin terjadi, namun
selama kurun waktu yang berbeda-beda pada setiap individu dan bahkan pada
individu yang sama pada saat yang berbeda-beda. Perempuan seringkali hampir
secara langsung mampu kembali merespons kenikmatan seksual, yang memungkinkan
terjadinya orgasme ganda.
Fase-fase
utama siklus respons seksual diatas masing-masing berhubungan dengan disfungsi
sosial tertentu. Selain itu, rasa sakit atau nyeri yang mengakibatkan timbulnya
disfungsi-disfungsi seksual tambahan. Pada fase
keinginan atau nafsu gangguan yang terjadi yaitu gangguan nafsu seksual
hipoaktif, yakni merujuk pada kurangnya atau tidak adanya fantasi dan dorongan
seksual dan gangguan selanjutnya yaitu keengganan seksual, yakni seseorang
secara aktif menghindari hampir semua kontak genital dengan orang lain.
Pada
fase kegairahan atau rangsangan gangguan yang sering terjadi yaitu gangguan
gairah seksual bagi perempuan dan gangguan ereksi pada laki-laiki. Pada fase
orgasme gangguan yang terjadi yaitu, gangguan orgasme pada perempuan atau
orgasme yang terhambat pada perempuan, gangguan orgasme pada laki-laki dan juga
ejakulasi dini pada laki-laki. Dan juga terdapat gangguan nyeri seksual seperti
dispareunia yaitu, rasa sakit yang selalu atau berulang kali dialami ketika
melakukan kontak kelamin. Dan gangguan nyeri seksual yang lain yaitu
vaginismus, dimana otot-otot pelvis di sepertiga luar vagina mengalami spasme
atau kejang urat di luar kehendak saat berusaha melakukan hubungan seksual
(Bancroft,1997; Leiblum 2007 dalam Durand dan Barlow, 2007).
B.
ETIOLOGI
GANGGUAN
Aspek-aspek
penyebab gangguan yaitu; pada gangguan nafsu seksual hipoaktif dan gangguan
keengganan seksual terjadi karena ortodoksitas agama, mencoba melakukan
hubungan seks dengan orang yang tidak berjenis kelamin sesuai yang diingingkan,
takut kehilanggan kendali, takut hamil, depresi, efek samping konsumsi obat
seperti antihipertensi dan penenang, dan kurangnya rasa tertarik yang disebabkan
faktor-faktor seperti kurangnya kebersihan dari pasangan (LoPiccolo dan
Friedman,1988 dalam Davison dkk., 2003). Ffaktor-faktor hubungan juga dapat
menjadi penyebab gangguan tersebut karena ada perempuan yang mengalami gangguan
nafsu seksual menuturkan bahwa komunikasi dengan suami mereka tidak lancar dan
mereka tidak puas dengan cara penyelesaian konflik dalam hubungan mereka
(Stuart dkk., 2001 dalam Davison dkk., 2003). Juga terdapat data yang
menunjukkan pentingnya kadar testoteron pada laki-laki karena semakin rendah
kadarnya semakin rendah nafsu seksualnya.
Gangguan
gairah seksual perempuan disebabkan apabila seorang perempuan bisa saja kurang
mengetahui hal-hal yang dapat membuatnya terangsang dan bahkan kurang mengetahui
anatomi tubuhnya sendiri. Ia mungkin malu mengatakan kebutuhannya dan salain
itu, merasa bahwa perilaku pasangannya tidak menstimuli atau tidak
menggenakkan. Konflik perkawinan tampaknya menjadi satu faktor, seperti juga
bberapa masalah medis (seperti kurangnya estrogen dan diabetees) dan beberapa
obat-obatan seperti obat hipertensi (Fanel, 1997 salam Davison dkk., 2003).
Sedangkan
gangguan eraksi bagi laki-laki, sebanyak dua pertiga masalah ereksi memiliki
penyebab biologis, yang biasanya dikombinasikan dengan faktor-faktor psikologis.
Pada umumnya, setiap penyakit obat atau ketidak seimbangan hormon yang dapat
mempengaruhi jalur syaraf atau pasokan darah ke penis dapat berkontribusi
terhadap masalah ereksi; contohnya adalah beberapa obat seperti Thorazine,
Prozac, dan beberapa obat antihipertensi, dan beberpa penyakit seoerti
diabetes, penyakit ginjal, dan alkoholisme kronis. Sebagaimana disampaikan
faktor-faktor somayik biasanya berinteraksi dengan faktor-faktor psikologis
untuk dapat menimbulkan ereksi dan terus berlangsung. Contohnya kecemasan dan
depresi umum terjadi dikalangan laki-laki yang mengalami gangguan ereksi (Araujo
dkk., 1998; Schiavi, 1997 dalam Davison dkk., 2003).
Gangguan
orgasme pada perempuan disebabkan karena orgasme pada perempuan mungkin tidak
dengan sendirinya dimiliki perempuan seperti halnya pada laki-laki sehingga perempuan harus belajar untuk dapat
mengalami orgasme. Temuan survei menunjukkan bahwa perempuan yang jarang atau
tidak pernah melakukan masturbasi sebelum mereka melakukan hubungan seks
memiliki kemungkinan jauh lebih besar untuk tidak mengalami orgasme daripada
perempuan yang melakukan masturbasi hingga mengalami orgasme sebelum aktif
berhubungan seksual dengan pasangan (Hite, 1976; Hoon dan Hoon, 1978; Kinsey
dkk., 1953 dalam Davison dkk., 2003). Namun faktor lain adalah rasa takut
kehilangan kendali. Beberapa perempuan merasa takut bahwa mereka akan berteriak
tanpa terkendali, membuat dirinya tampak bodoh atau pingsang.
Gangguan
orgasme pada laki-laki dan ejakulasi dini. Beberapa penyebab gangguan orgasme pada
laki-laki yang dikemukakan antara lain takut bila pasangannya hamil,
menyembunyikan rasa cinta, mengekspresikan kekasaran, dan seperti halnya gangguan
orgasme pada perempuan, takut untuk melepaskan kendali. Dalam beberapa kasus
masalah tersebut dapat ditelusuri hingga ke penyebab fisik, seperti cedera
saraf tulang belakang atau penggunaan obat penenang tertentu (Pyor, 2002 dalam
Davison dkk., 2003). Sedangkan ejakulasi dini umumnya berbuhungan dengan
kecemasan yang tinggi.
Gangguan
nyeri seksual seperti dispareunia dan vaginismus biasanya disebabkan oleh
masalah medis, seperti infeksi pada vagina, kandung kemih, atau rahim atau
ukuran penis (McComick,1999; Meana dkk., 1997 dalam Davison 2003).
Simptom-simptom deprsif, kecemasan, dan masalah perkawinan juga dihubungkan
dengan dispareunia (Meana dkk., 1998 dalam Davison dkk., 2003). Sebuah teori
penyebab vaginismus menduga bahwa si perempuan ingin, mungkin tanpa sadar,
mengingkari dirinya, pasangannya, atau pemikiran ini, tidak ada bukti yang
mendukungnya. Meskipun demikian, takut hamil, berperan dalam vaginismus (A.1.,
Reissing, Binik dan Khalife, 1999; Tugrul dan Kabacki, 1997 dalam Davison dkk.,
2003).
C.
KLASIFIKASI
DIAGNOSA
Simptom dan klasifikasi
diagnosa berdarakan DSM TR-IV yaitu:
1. Kriteria
nafsu seksual hipoaktif yaitu
·
Kurangnya atau tidak
adanya fantasi dan nafsu seksual yang berlangsung secara terus menerus.
·
Menyebabkan distress
mendalam atau masalah interpersonal.
·
Tidak disebabkan oleh
gangguan Aksis 1 lain (kesuali disfungsi seksual lain) atau efek fisiologis
langsung dari suatu obat atau penyakit medis umum.
2. Kriteria
gangguan keengganan seksual yaitu:
·
Penolakan secara terus
menerus terhadap (hampir) kontak seksual
·
Menyebabkan distress
mendalam atau masalah interpersonal
·
Tidak disebabkan
gangguan Aksis 1 lainnya (kecuali disfungsi seksual lainnya).
3. Kriteria
gangguan gairah seksual pada perempuan yaitu:
·
Ketidakmampuan yang
terus menerus untuk mencapai atau mempertahankan kenikmatan seksual (lubrikasi
dan pembengkakan genital) yang diperlukan untuk menyelesaikan aktivitas seksual
·
Menyebabkan distress
mendalam atau masalah interpersonal
·
Tidak disebabkan
gangguan Aksis 1 lainnya (kecuali disfungsi seksual lainnya) atau efek
fisiologis langsung dari suatu obat dari penyakit medis umum.
4. Kriteria
gangguan ereksi pada laki-laki yaitu:
·
Ketidakmampuan yang
terus menerus untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang diperlukan untuk
menyelesaikan aktivitas seksual
·
Menyebabkan distress
mendalam atau masalah interpersonal
·
Tidak disebabkan
gangguan Aksis 1 lainnya (kecuali disfungsi seksual lainnya) atau efek
fisiologis langsung dari suatu obat dari penyakit medis umum.
5. Kriteria
gangguan orgasme pada perempuan dan laki-laki yaitu :
·
Tertundanya atau tidak
terjadinya orgasme secara terus menerus setelah periode gairah seksual normal
dengan mempertimbangkan umur, pengalaman seksual, dan keadekuatan stimulasi
seksual yang diterimanya.
·
Menyebabkan distress
mendalam atau masalah interpersonal
·
Tidak disebabkan
gangguan Aksis 1 lainnya (kecuali disfungsi seksual lainnya) atau efek
fisiologis langsung dari suatu obat dari penyakit medis umum.
6. Kriteria
ejakulasi dini yaitu:
·
Selalu mengalami
ejakulasi setelah stimulasi minimal yang sebelum orang yang bersangkutan
menginginkannya dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi durasi
fase kegairahan, seperti umur, masih awam dengan situasi atau pasangan, dan
frekuensi hubungan seksual dalam waktu terakhir
·
Menyebabkan distress
mendalam atau masalah interpersonal
·
Tidak semata-mata
disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu obat.
7. Kriteria
dispareunian yaitu :
·
Rasa nyeri berulang
pada kelamin yang berhubungan dengan kontak kelamin dalam hubungan seksual
·
Menyebabkan distress
mendalam atau masalah interpersonal
·
Tidak disebabkan
gangguan Aksis 1 lainnya (kecuali disfungsi seksual lainnya) atau efek
fisiologis langsung dari suatu obat dari penyakit medis umum.
8. Kriteria
vaginismus yaitu :
·
Kejang berulang pada
bagian luar ketiga pada vagina hingga ketingkat yang tidak memungkinkan
terjadinya kontak kelamin dalam hubungan konvensional
·
Menyebabkan distress
mendalam atau masalah interpersonal
·
Tidak disebabkan
gangguan Aksis 1 lainnya atau efek fisiologis langsung dari suatu obat dari
penyakit medis umum.
D.
CONTOH
KASUS GANGGUAN
1.
Permasalahan
Carl
(55 Tahun) mengalami kesulitan untuk mempertahankan ereksinya walaupun ia belum
menikah ia terlibat hubungan intim dengan seorang wanita (50 Tahun). Karena
merasa malu ia enggan ke klinik, Wawancara yang diteliti menemukan bahwa Carl
melakukan hubungan seks 2 kali seminggu. Tetapi permintaan klinisnya untuk
memberikan deskripsi terperinci tentang aktivitas seksualnya menggungkapkan
adanya pola yang tidak lazim. Carl tidak melakukan “pemanasan” dan langsung
melakukan penetrasi! Malangnya, karena pasangannya belum terangsang dan
terlubrikasi, ia tidak dapat melakukannya. Usaha mati-matiannya kadang-kadang
mengakibatkan terjadinya lecet-lecet pada keduanya. Dua sesi pendidikan seks
yang tidak ekstensif, termasuk instruksi langkah demi langkah untuk “pemanasan”
membuat pandangan Carl terhadap seks berubah. Untuk pertama kali dalam hidupnya
ia berhasil memuaskan pasangannya.
2.
Diagnosa
Carl
atau subjek memiliki permasalahan bahwa Carl mengalami stress yang diakibatkan
karena ketidakmampuannya mencapai dan mempertahankan ereksi dan juga karena
ketidakmampuannya memuaskan pasangannya.
3.
Pembahasan
Dalam
contoh kasus yang dialami Carl atau subjek memiliki permasalahan bahwa Carl
mengalami stress yang diakibatkan karena ketidakmampuannya mencapai dan
mempertahankan ereksi dan juga karena ketidakmampuannya memuaskan pasangannya.
Dalam hal ini dapat dikaitkan dengan pendekatan psikodinamika umum yang
menyatakan bahwa klien sering kali tidak mampu menyampaikan dengan jelas
masalah yang benar-benar mengganggu mereka kepada terapis dapat membantu
pengukuran dan perencanaan yang tepat untuk terapi perilaku (Kaplan, 1974). Psikodinamika
suatu paradigma yang berasal dari Sigmund Freud yang berfokus pada represi dan
proses-proses bawah sadar lainnya yang dapat ditelusuri ke konflik-konflik di
masa kecil. Paradigma psikoanalisis secara umum mencari penyebab abnormalitas
dalam ketidaksadaran dan masa awal kehidupan pasien, walaupun analis ego di
masa kini memberikan penekanan yang lebih besar terhadap fungsi-fungsi ego yang
disadari. Intervensi berdasarkan teori psikoanalisis biasanya berupaya untuk
mengangkat represi sehingga pasien dapat mempelajari ketakutannya di masa kecil
yang selama ini terpendam.
DAFTAR PUSTAKA
Davison, Gerald C. 2003.psikologi Abnormal. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.
Durand, V Mark dan David H.
Barlow. 2007. Psikologi Abnormal.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
SEMOGA BERMANFAAT Jual bawang dayak, yang banyak akan manfaat, salah satunya mengobati gangguan sexsual || Kami petani bawang dayak pacitan Jawa Timur menawarkan berbagai macam bawang | Segar 55k/kg |Kering 160k/kg |Serbuk 200k/kg |Bibit 90k/kg | KAMI KIRIM BARANG DULU DEMI KENYAMANAN ANDA BERTRANSAKSI DENGAN KAMI | pesan sekarang sms 085740049996 | atau kunjungi Herbaldayak.blogspot.com
BalasHapusBingung Cari Situs Judi Online
BalasHapusTerpercaya ?
Sering kalah Ditempat
lain..? Mungkin disini KEMENANGAN ANDA
!
Situs Betting Terpercaya Dan Terbesar
di ASIA SATUQQ
Menawarkan | Fasilitas |
Keunggulan
Deposit & Withdraw Minimal Rp.
20.000,
Deposit & Withdrawal Super Cepat
BONUS ROLINGAN 0.5 % Tiap senin
BONUS
REFERAL 20 % Seumur Hidup
Customer
Service Sopan & Ramah Siap Membantu
Live
Chat Responsif 24 jam
Real Fair Play
100%
Server Tercepat di Asia Tanpa Lelet
Jangan berpikir dua kali, Daftar
sekarang juga dan nikmati fasilitas nya
DAFTAR SEKARANG
AYO MENJADI MILLIARDER DI
SATUQQ*NET , SITUS AGEN POKER DAN DOMINO
ONLINE YANG TERBAIK , TERPERCAYA DAN
TERBESAR DI INDONESIA , DENGAN WIN RATE
TERTINGGI
Hanya Dengan 1 User ID Kamu
Dapat Bermain 9 Permainan
BANDAR66
POKER
BANDARQ
SAKONG
DOMINOQQ
BANDAR99
BANDARPOKE
R
CAPSASUSUN
PERANGBACA
RAT
SIAPA BILANG MODAL KECIL TIDAK BISA
MENANG BANYAK !
HANYA DENGAN MODAL AWAL
RP 20.000 SAJA !!
ANDA BISA MENANG
PULUHAN SAMPAI RATUSAN JUTA
SUDAH
TERBUKTI
HANYA DI satuqq net YANG BISA
BEGINI
AYO TUNGGU APA LAGI BOSKU..
BONUS
CASHBACK MINGGUAN 0.5% TANPA SYARAT
BONUS
REFERRAL 20% SEUMUR HIDUP
Minimal Deposit
& Withdraw Hanya Dengan Rp 20.000
Pelayanan Super Top, Cepat Dan Responsif
Serta Sangat Ramah
Proses Deposit Dan
Withdraw Hanya Membutuhkan Waktu Terlama
2 Menit
100% PLAYER VS PLAYER ( NO BOT )
Untuk Keterangan Lebih Lanjut,Anda Bisa
Mengubungi Kami Melalui :
-WA :
+855964907457
-LINE : SatuQQ
- DAFTAR KLIK
>>
SATUQQ
menambah pengetahuan makasih
BalasHapuswww axis co id
Good post !!!
BalasHapusviagra asli
viagra asli usa
viagra usa
viagra 100mg
viagra original
viagra asli jakarta
obat kuat jakarta
pil biru jakarta
viagra cod jakarta
obat kuat cod jakarta
pil biru cod jakarta
obat kuat viagra
obat viagra asli
pil biru viagra