Komunikasi sebagaimana telah
disinggung pada
tulisan-tulisan sebelumnya juga mempunyai unsur-unsur antara lain
sebagai berikut : Sumber, Komunikator, Pesan, Channel/Saluran, Komunikasi, Efek, dan Faktor-faktor yang diperhatikan dalam komunikasi.
A. SUMBER
Sumber adalah
dasar
yang
digunakan dalam penyampaian pesan
dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dokumen
dan sejenisnya.
B.
KOMUNIKATOR
Dalam kornunikasi, setiap orang
atau
kelompok dapat
menyampaikan pesan-pesan komunikasi itu sebagai
suatu proses dimana komunikator dapat menjadi kornunikan, sebaliknya komunikan dapat menjadi
komunikator.
Khusus dalam
komunikasi tatap
muka
atau yang
menggunakan media pan dang dengan
audio visual, seorang komunikator harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan komunikan. Penampilan ini sesuai
dengan tata krama dengan
memperhatikan keadaan, waktu dan tempat.
- Penguasaan masalah
Seseorang yang tampil
atau ditampilkan sebagai
komunikator haruslah
betul-betul menguasai masalahnya. Apabila
tidak, maka setelah proses komunikasi berlangsung akan menimbulkan ketidak-percayaan terhadap komunikator dan
akhirnya terhadap pesan
itu
sendiri yang
akan menghambat terhadap efektivitas komunikasi. Dalam
suatu
proses komunikasi timbal balik,
yang lebih menguasai masalah akan cenderung
memenangkan tujuan komunikasi.
- Penguasaan bahasa
Komunikator harus menguasai bahasa
dengan
baik. Bahasa ini adalah bahasa yang digunakan dan dapat
dipahami
oleh kornunikan, komunikator mutlak menguasai istilah- istilah umum
yang
digunakan oleh lingkungan tertentu at au khusus. Penguasaan bahasa
akan
sangat
membantu menjelaskan pesan-pesan apa yang ingin kita sampaikan kepada audience itu. Tanpa penguasaan bahasa seeara baik dapat menimbulkan kesalah penafsiran ataupun menimbulkan ketidakpereayaan terhadap komunikator. Pergunakanlah
bahasa yang baik dan benar.
Keefektifan komunikasi tidak
saja
ditentukan oleh
kemampuan berkomunikasi tetapi
juga oleh
diri si komunikator. Fungsi kornunikator adalah pengutaraan pikiran
dan perasaannya dalarn
bentuk
pesan
untuk
rnembuat komunikan rnenjadi tahu
atau
berubah sikap, pendapat atau
perilakunya. Komunikan yang dijadikan sasaran
akan mengkaji siapa komunikator yang menyarnpaikan inforrnasi itu. Jika
ternyata inforrnasi yang diutarakannya itu tidak sesuai dengan
diri kornunikator, betapapun tingginya teknik kornunikasi yang dilakukan hasilnya tidak akan sesuai
dengan yang diharapkan.
1. Etos
Komunikator
Keefektifan
komunikasi ditentukan oleh
etos komunikator. Etos adalah nilai diri seorang yang rnerupakan paduan
dari kognisi, afeksi, dan konasi. Kognisi adalah proses mernahami yang bersangkutan dengan pikiran,
afeksi adalah perasaan yang ditimbulkan oleh perangsang dari luar, dan konasi adalah aspek psikologis yang
berkaitan dengan upaya atau perjuangan.
Ciri
efektif
tidaknya
kornunikasi
ditunjukkan
oleh dampak kognitif, darnpak afektif
dan darnpak behavioral yang timbul
pada kornunikan. Jelas kiranya
bahwa suatu inforrnasi
atau pesan yang disampaikan komunikator kepada
kornunikan akan komunikatif apabila
terjadi proses psikologis yang sarna antara insan-insan yang terlibat dalam proses tersebut. Dengan lain perkataan, informasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan itu sarna. Situasi
kornunikatif seperti itu akan terjadi
bila terjadi etos pada diri komunikator.
Etos
tidak timbul pada seseorang dengan begitu saja, tetapi ada faktor
faktor tertentu yang mendukungnya.
Faktor-faktor
terse but adalah
sebagai
berikut :
- Kesiapan
Seorang kornunikator yang tarnpil dimimbar harus menunjukkan kepada khalayak, bahwa ia muneul di depan forum dengan persiapan yang matang.
Kesiapan ini akan tarnpak pada gaya komunikasinya yang rneyakinkan.
Tampak oleh
komunikan penguasaan komunikator mengenai materi yang dibahas. Pidato dengan persiapan yang matang kecil kemungkinan akan gagal.
- Kesungguhan
Seorang komunikator yang berbicara dan membahas suatu topik dengan
menunjukkan kesungguhan akan menimbulkan kepercayaan pihak komunikan
kepadanya.
- Ketulusan
Seorang komunikator harus membawakan kesan kepada khalayak, bahwa ia berhati tulus
dalam niat dan perbuatannya. Ia harus hati-hati untuk menghindarkan kata-kata yang mengarah kepada
kecurigaan terhadap
ketidaktulusan komunikator. Cara
yang
terbaik
bagi
seorang
komunikator
ialah menumbuhkan faktor pendukung etos tersebut dengan kemampuan memproyeksikan kualitas ini kepada khalayak.
- Kepercayaan
Seorang komunikator harus senantiasa memancarkan kepastian. Ini
harus selalu muncul dengan
penguasaan diri dan situasi
secara
sempurna. Ia harus selamanya siap
menghadapi segala situasi.
- Ketenangan
Khalayak cenderung akan menaruh kepercayaan kepada komunikator yang tenang dalam
penampilan dan tenang
dalam
mengutarakan kata-kata. Ketenangan itu perlu
dipelihara dan
selalu
ditunjukkan pada
setiap peristiwa komunikasi menghadapi khalayak. Ketenangan yang
ditunjukkan seorang komunikator akan menimbulkan kesan pada
komunikan bahwa komunikator merupakan orang
yang
sudah
berpengalaman dalam menghadapi khalayak dan menguasai persoalan yang akan dibicarakan. Lebih-Iebih apabila
ketenangan itu diperlihatkan di saat
komunikator menghadapi pertanyaan yang sulit atau mendapat serangan yang gencar dari komunikan, seolah-olah pertanyaan atau serangan itu sudah
biasa baginya. Dan memang, jika komunikator bersikap tenang
ia
akan dapat melakukan ideasi, yaitu pengorganisasian pikiran perasaan dan hasil
penginderaannya secara
terpadu sehingga yang terlontar adalah
jawaban yang argumentatif.
- Keramahan
Keramahan komunikator akan menimbulkan rasa simapatik komunikan kepadanya. Keramahan tidak
berarti
kelemahan, tetapi pengekspresian sikap etis. Lebih-lebih jika
komunikator muncul
dalam
forum
dalam mengandung perdebatan. Ada
kalanya dalam
suatu
forum
timbul tanggapan salah seorang di antara yang hadir berupa kritik pedas.
Dalam
situasi seperti ini, sikap hormat komunikator dalam memberikan jawaban akan meluluhkan sikap emosional si pengeritik dan akan menimbulkan rasa simpati
kepada
komunikator. Jadi keramahan tidak saja ditunjukkan dengan ekspresi wajah, tetapi
juga dengan
gaya dan cara pengutarakan paduan pikiran
dan perasaannya.
- Kesederhanaan
Kesederhanaan tidak hanya menyangkut hal-hal yang bersifat
fisik,
tetapi
juga dalam
hal penggunaan bahasa sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaan dan dalam
gaya mengkomunikasikannya. Kesederhanaan
seringkali menunjukkan keaslian dan kemurnian
sikap. Dalam kehidupan
sehari-hari sering kita jumpai
komunikator yang meniru gaya orang
lain.
Peniruan seperti itu justru
akan mengurang penilaian positif dari pihak komunikan.
2. Sikap komunikator
Sikap ( attitude ) adalah suatu kesiapan kegiatan, suatu kecenderungan pada diri seseorang
untuk melakukan
suatu kegiatan menuju atau menjauhi
nilai-nilai sosial. Dalam hubungan dengan kegiatan
komunikasi yang
melibatkan manusia-manusia sebagai sasarannya, pada diri komunikator terdapat lima jenis sikap,
yaitu :
- Reseptif ( receptive )
Sikap reseptif
berarti kesediaan untuk menerima gagasan
dari orang lain, dari staf pimpinan, karyawan, ternan, dan lain-lain. Bagi komunikator tidak akan ada ruginya
untuk menerima gagasan dari orang lain, sebab
tidak jarang sebuah gagasan
yang semula dinilai buruk
dapat dikembangkan sehingga menjadi suatu gagasan
yang bermanfaat.
- Selektif ( selective )
Seperti halnya
dengan faktor
reseptif, faktor
selektif
pun penting bagi komunikator dalam
peranannya selaku
komunikan, sebagai
persiapan untuk menjadi komunikator yang baik. Jadi untuk menjadi
komunikator yang baik ia harus
menjadi
komunikan yang
terampil. Tetapi
dalam menerima pesan dari orang lain
dalam bentuk gagasan atau informasi, ia harus selektif dalam rangka pembinaan profesinya untuk diabdikan kepada
masyarakat.
- Dijestif ( digestive)
Yang dimaksudkan dengan
dijestif di sini
adalah kemampuan komunikator dalam merencanakan gagasan
atau informasi dari orang lain sebagai bahan bagi pesan yang akan ia komunikasikan. Ia mampu melihat intinya yang hakiki seraya dapat melakukan prediksi akibat dari pengaruh
gagasan atau
informasi tadi.
- Asimilatif ( assimilative)
Asimilatif berarti kemampuan komunikator dalam mengorelasikan gagasan atau informasi yang ia terima dari orang lain secara
sistematis dengan apa yang telah ia miliki
dalam benaknya yang merupakan hasil pendidikan
dan pengalamannya. Formulasi dari perpaduan kedua aspek tersebut dikembangkan sehingga menjadi konsep, suatu bahan untuk dikomunikasikan.
- Transmisif ( transmissive )
Transmisif mengandung
makna
kemampuan komunikator dalam mentrasmisikan konsep yang telah ia formulasikan secara kognitif, afektif, dan konatif kepada orang lain. Dengan lain perkataan,
ia mampu memilih kata-kata yang fungsional, mampu menyusun
kalimat secara logis, mampu memilih waktu yang tepat,
sehingga komunikasi yang ia
lancarkan menimbulkan dampak
yang ia harapkan.
Demikian lima faktor yang merupakan unsur penting bagi sikap sesorang dalam rangka pembinaan dirinya sebagai komunikator. Dari paparan tersebut, jelas bahwa untuk menjadi komunikator yang baik harus menjadi
komunikan yang
baik.
C. PESAN
Pesan adalah
keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator.
Pesan ini mempunyai inti pesan yang sebenarnya
menjadi pengarah di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah
laku komunikan. Pesan
dapat secara panjang lebar mengupas berbagai segi,
namun
inti pesan
dari komunikasi akan
selalu mengarah kepada tujuan akhir komunikasi
itu.
- Penyampaian Pesan
Melalui lisan, face to face, langsung menggunakan media,
saluran dan sebagainya.
- Bentuk Pesan
a. Informatif
Bersifat memberikan keterangan-keterangan / fakta-fakta, kemudian komunikan mengambil keputusan. Dalam
situasi tertentu pesan informatif justru
lebih berhasil daripada
persuasif, misalnya jika
audience adalah
kalangan cendekiawan.
b. Persuasif
Berisikan
bujukan, yaitu membangkitkan pengertian dan
kesadaran manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan perubahan sikap, tetapi berubahnya adalah atas kehendak sendiri
( bukan dipaksakan). Peru bahan tersebut
diterima atas
kesadaran sendiri.
c. Koersif
Penyampaian pesan yang bersifat
memaksa dan dengan menggunakan sanksi-sanksi apabila tidak dilaksanakan.
Pesan yang disampaikan harus tepat, pesan yang mengena harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Umum
Berisikan hal-hal yang umum dipahami oleh audience atau komunikasi,
bukan soal-soal yang
cuma berarti atau dipahami oleh seseorang atau kelompok tertentu.
2. Jelas dan gamblang
Pesan haruslah
jelas dan gamblang, tidak samar-samar. Jika
mengambil perumpamaan hendaklah perumpamaan yang
senyata
mungkin. Untuk tidak ditafsirkan menyimpang dari
yang
kita maksudkan, maka
pesan tersebut benar-benar jelas.
3. Bahasa yang jelas
Sejauh mungkin hindarilah menggunakan istilah-istilah yang
tidak dipahami oleh
audience atau khalayak. Penggunaan bahasa
yang jelas yang cocok dengan komunikan situasi daerah dan kondisi
di mana berkomunikasi. Hati-hati pula dengan penggunaan istilah atau kata-kata yang berasal dari bahasa
daerah yang dapat ditafsirkan lain. Istilah
satu daerah berbeda
dengan
istilah daerah
lainnya. Begitu pula agar sejauh mungkin dihindarkan istilah
asing.
Berbahasalah yang baik dan benar.
4. Positif
Secara kodrati
manusia selalu tidak ingin mendengar dan melihat hal-hal yang tidak menyenangkan dirinya. Oleh karena
itu setiap
pesan agar diusahakan atau diutarakan dalam
bentuk positif. Kemukakanlah untuk lebih mendapatkan simpati
dan menarik.
5. Seimbang
Pesan
yang
disampaikan hendaklah tidak ekstrim
dan selalu
menentang baik dan buruk karena
hal
ini cenderung
ditolak atau tidak
diterima oleh komunikan. Sebab itu jika
kita berbicara seolah-olah kelompok satu paling
benar, paling
sempurna dan paling
bersih sedangkan kelompok lain sebaliknya, pesan
ini
berkecenderungan untuk
tidak
diterima oleh komunikan. Sebaiknya pesan
ini dirumuskan seimbang, yaitu
dengan tidak mengesampingkan kelemahan yang ada, disamping menonjolkan keberhasilan yang telah dicapai.
6. Penyesuaian
dengan
keinginan komunikasi
Orang-orang yang menjadi sasaran atau komunikan
dari
komunikasi yang
kita lancarkan selalu
mempunyai keinginan atau
kepentingan tertentu. Dalam hal ini komunikator dapat menyesuaikan dengan
keadaan
waktu dan tempat.
Hambatan-hambatan terhadap pesan acapkali
kita alami dalam
komunikasi,
lain yang dituju
tapi lain yang diperoleh. Dengan
perkataan lain apa yang diharapkan tidak
sesuai
dengan
kenyataan. Hal
ini disebabkan adanya hambatan-hambatan terutama adalah:
1. Hambatan
bahasa
( language factor)
Pesan akan disalahartikan sehingga tidak mencapai
apa yang diinginkan, apabila bahasa yang digunakan tidak dipahami oleh komunikan. Termasuk dalam
pengertian ini penggunaan istilah-istilah yang mungkin dapat diartikan berbeda atau tidak mengerti
sarna sekali. Demikian juga jika kita menggunakan istilah-istilah yang ilmiah tapi belum merata atau baku,
seperti : dampak,
kendala, canggih, rekayasa
dan sebagainya, namun dalam komunikasi hal-hal
seperti
ini sering
dilontarkan dengan tujuan lain atau sekedar penonjolan diri dan pengalihan
perhatian.
2. Hambatan teknis
( noise factor )
Pesan dapat tidak utuh diterima komunikan karena gangguan
teknis. Misalnya suara tidak sampai karena pengeras suara rusak, bunyi-bunyian, halilintar, lingkungan yang gaduh dan lain-lain. Gangguan
teknis ini lebih sering dijumpai
pada komunikasi yang menggunakan
medium misalnya dalam rapat umum, dan sebagainya.
D. CHANNEL/SALURAN
Chanel
adalah
saluran
penyampaian
pesan, biasa juga
disebut
dengan
media. Media komunikasi dapat dikategorikan dalam dua bagian, yaitu media umum dan media massa. Media umum adalah media yang dapat
digunakan oleh segala
bentuk komunikasi, contohnya radio
dan
sebagainya. Media massa adalah media
yang
digunakan untuk komunikasi massa. Disebut demikian karen a sifatnya yang massal, misalnya
televisi dan sebagainya.
E. KOMUNIKASI
Komunikasi dapat kita golongkan
dalam tiga jenis, yaitu
personal, kelompok, dan massa.
Dari segi sasarannya maka komunikasi ditujukan atau
diarahkan kedalam komunikasi personal, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa.
1. Komunikasi personal
Komunikasi yang
ditujukan kepada sasaran
yang
tunggal.
Bentuknya bisa tukar pikiran dan sebagainya. Komunikasi personal efektivitasnya pal ing tinggi
karena
komunikasinya timbal
balik dan terkonsentrasi.
2. Komunikasi kelompok
Komunikasi yang ditujukan kepada kelompok tertentu. Kelompok tertentu satu adalah suatu kumpulan manusia
yang mempunyai hubungan sosial yang nyata dan memperlihatkan struktur yang nyata
pula.
Bentuk-bentuk
komunikasi kelompok adalah : ceramah, breefing, dan
lain-lain. Komunikasi kelompok lebih efektif
dalam
pembentukan sikap personal daripada komunikasi massa
namun
kurang
efisien, sebaliknya kurang efektif dibanding dengan
komunikasi personal tapi lebih efisien.
3. Komunikasi massa
Komunikasi yang
ditujukan kepada
massa
atau
komunikasi yang menggunakan media
massa. Massa adalah
kumpulan orang-orang yang hubungan antar
sosialnya tidak
jelas
dan tidak mempunyai struktur tertentu. Komunikasi massa
sangat
efisien
karen
a dapat
menjangkau daerah yang
luas
dan
audience yang
praktis tak
terbatas, namun komunikasi massa kurang efektif dalam
pembentukan sifat
persona karena komunikasi massa tidak kemudian dapat langsung diterima oleh massa, tetapi melalui opinion leader ialah yang
kemudian menterjemahkan apa yang disampaikan dalam
komunikasi massa
itu kepada
komunikan.
Pada dasarnya komunikasi dicirikan oleh
sejumlah atribut tertentu. Pemahaman atas atribut-atribut itu besar
artinya
bagi
peningkatan pengertian kita mengenai komunikasi dan
prosesnya. Atribut-atribut dan
efektivitas komunikasi itu an tara
lain
:
1 . Terjadinya komunikasi tidak dapat dihindari
Hampir tidak
ada
atau
hanya
sedikit
saja
orang
yang
menghindarkan diri dari aktivitas bermasyarakat. Orang
selalu
berusaha mencari interaksi sosial. Apabila
saat interaksi terjadi, komunikasi tidak
dapat
dihindari akan menimbulkan kontak
sosial,
jika
terjadi
kontak
sosial
tidak
ada hubungannya dengan
prilaku. Semua
prilaku
memiliki potensi sebagai pesan, yaitu bahwa
prilaku memiliki potensi
yang dapat melekatkan arti kepada persepsi orang lain. Jika perilaku dapat berkomunikasi dan orang tidak dapat
menghindar untuk tidak berperilaku maka orangpun mungkin tidak berkomunikasi. Sudah barang
tentu
tidak
semua
perilaku benar benar komunikatif, dimana
orang-orang harus benar - benar melakukan dengan sengaja. Hal ini dapat terjadi
jika
pengirirn atau sumber
tidak dapat mengontrol perilaku dengan mana penerima akan mengkaitkan arti tertentu. Begitu pula halnya ada
bentuk komunikasi yang tidak
konstruktif. Berhubung setiap perilaku memiliki potensi untuk
mengkomunikasi sesuatu, maka
penentuan apakah
perilaku atau komunikatif atau tidak semata-mata tergantung kepada
penerimanya.
2.
Komunikasi merupakan konsep
transaksional
Konsep komunikasi sebagai
proses
merujuk pada interaksi tak terputus dari sejumlah variabel yang tidak terhitung banyaknya dengan perubahan terus menerus dalam nilai-nilai yang diambil
dari variabel-variabel itu. Jika
seseorang berusaha menguji
salah satu unsur komunikasi ( pesan
)
maka pengisolasian itu akan
merusak
hakikat
keberlangsungan proses dan batas-batas informasi yang tersedia mengenai unsur
itu ( pesan
) karena keluar
dari
hakekatnya ( mengubah Iingkungan ). Komunikasi didirikan oleh interaksi aktif terus menerus.
3. Komunikasi telah
terjadi
apabila
penerima pesan
atau
informasi telah terpengaruh.
Komunikasi telah
terjadi apabila penerima pesan
atau
informasi terpengaruh olehnya, si penerima mengaitkan arti
tertentu kepada perilaku.
Komunikasi telah
terjadi
apakah
seseorang bermaksud berkomunikasi atau tidak, jika ini penerima pesan
mengaitkan arti perilaku ke dalam persepsinya. Penerima tidak
hanya
bereaksi terhadap perilaku dalam wilayah persepsinya, iajuga
menggerakkan pribadinya secara menyeluruh dalam proses
interpretasi. Dalam melakukan itu arti
tersebut mengaitkan pada sebuah persepsi.
4. Komunikasi tidak dapat berdiri
sendiri
di luar
konteks
Komunikasi tidak dapat berdiri sendiri di luar konteks. Apabila dikaitkan dengan persuasi, kita dapat menyatakan bahwa faktor-faktor konteks
dan bukan pesan
seringkali menjadi determinan bagi
adanya
tanggapan. Persoalan apa yang terjadi jika konteksnya diubah. Kontells mempengaruhi komunikasi. Konteks tidak
hanya
mungkin mengubah proses komunikasi, tetapi juga
seringkali dapat
bercerita banyak
mengenai perilaku yang diamati.
F. EFEK
Efek adalah hasil
akhir dari suatu komunikasi,
yaitu sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai
dengan yang kita inginkan. Apabila
sikap dan tingkah laku orang lain itu sesuai maka itu berarti komunikasi
berhasil, demikian pula sebaliknya. Efek ini sesungguhnya dapat dilihat dari personal
opinion, publik opinion,
dan majority
opinion.
1. Personal
opinion
Pendapat pribadi,
hal ini dapat merupakan akibat atau hasil yang diperoleh dari komunikasi. Personal opinion adalah sikap dan pendapat
seseorang terhadap sesuatu masalah tertentu.
2. Public opinion
Sering kita
artikan sebagai pendapat umum. Pengertiannya adalah penilaian sosial mengenai sesuatu hal yang penting dan berarti atas dasar pertukaran pikiran
yang dilakukan individu secara sadar dan rasional.
3. Majority
opinion
Pendapat sebagian
terbesar dari publik atau masyarakat. jika kita berbicara tentang opini atau pendapat
maka kita sering mendengar
opinion leader. Opinion leader ialah orang yang
secara informal membimbing dan mengarahkan suatu
opini tertentu kepada masyarakat.
Opinion
leader
adalah merupakan tempat bertanya.
G. FAKTOR-FAKTOR YANG
DIPERHATIKAN DALAM PROSES KOMUNIKASI
1.
Empat Tahap dalam Proses Komunikasi
Menurut Cutlip dan Center komunikasi
yang efektif harus dilaksanakan dengan melalui empat tahap,
yaitu : Pengumpulan
Fakta (fact finding),
Perencanaan, Komunikasi, dan Evaluasi.
a. Pengumpulan
Fakta
Mengumpulkan data
dan fakta sebelum
seseorang
melakukan
kegiatan komunikasi. Untuk
berbicara di depan
rapat
umum
perusahaan, pimpinan perlu
mencari
fakta dan data tentang bisnis
perusahaan tersebut, tujuannya dan sebagainya.
b. Perencanaan
Berdasarkan fakta dan data itu dibuatkan rencana
tentang
apa yang akan dikemukakan dan bagaimana mengemukakannya.
c. Komunikasi
Setelah planning disusun
maka tahap selanjutnya adalah
communication atau berkomunikasi.
d. Evaluasi
Penilaian dan
analisa diperlukan untuk setiap kali melihat
bagaimana
hasil komunikasi tersebut. Ini
kemudian menjadi
bahan bagi perencanaan selanjutnya untuk melakukan komunikasi berikutnya.
2.
Prosedur Mencapai Efek yang Dikehendaki
Wilbur Schraam
mengatakan : untuk mendapatkan effect yang baik dari
komunikasi maka prosedur
yang ditempuh adalah apa yang disebut sebagai " A-A Procedure " yaitu
proses
dari
Attention
(
perhatian
)
ke
Action
(tindakan).
Lebih jelasnya proses terse
but dapat dilihat sebagai berikut:
• Attention ( perhatian )
• Interest ( kepentingan )
• Desire ( keinginan )
• Decision ( keputusan )
• Action ( tindakan
)
Dalam praktek,
jika kita berbicara
di depan umum, pertama
harus dibangkitkan dulu perhatian dari massa dengan berbagai cara untuk menarik perhatian. Kemudian
timbulkan
kepentingan
apa
yang
disampaikan
cocok dengan
apa yang dibutuhkan oleh
umum.
Tahap
berikutnya kembangkan keinginan-keinginan untuk
menerima komunikasi sebab
apa
yang
kita sampaikan menjawab kebutuhan masyarakat. Kembangkan terus
sehingga kemudian timbul keputusan untuk melakukan pesan yang kita
inginkan. Proses
terakhir diharapkan menimbulkan tindakan.
jadi tau unsur2nya kak makasih
BalasHapusid jaringan axis