Jumat, 16 Mei 2014

KOMUNIKASI MASSA

Pengertian  Komunikasi Massa
Komunikasi  massa  merupakan  suatu  proses  komunikasi  dimana komunikasi   tersebut   dilakukan   melalui   media   massa   baik   cetak   maupun elektronik   dengan   berbagai   tujuan   komunikasi   dan   untuk   menyampaikan informasi  kepada  khalayak  luas ( Bungin,  2008:  71). Berdasarkan  defenisi  ini terdapat  enam unsur  penting  dari komunikasi  massa  yaitu  komunikator,  media massa, informasi massa, gatekeeper, khalayak (publik) dan umpan balik. Komunikator  dalam  komunikasi  massa  merupakan  pihak  yang  menggunakan media massa dengan teknologi telematika modern sehingga informasi yang disebarkan  dapat  cepat  ditangkap  oleh publik.  Informasi  tersebut  berupa  pesan yang  diterima   oleh  komunikan   secara  massa.  Informasi   yang  sampai   pada khalayak   merupakan   informasi   yang   telah   diseleksi   terlebih   dahulu   oleh gatekeeper  dalam  suatu  organisai  media  massa.  Khalayak  dalam  komunikasi massa adalah publik atau pemirsa  yang bersifat heterogen  dimana  mereka telah menerima informasi yang disebarkan oleh media massa (Bungin, 2008: 72). Sementara umpan balik dalam komunikasi massa bersifat tertunda, namun seiring dengan perkembangan jaman yang disertai dengan perkembangan teknologi komunikasi  seperti  telepon  dan  internet  maka  umpan  balik  yang  tertunda  ini sudah mulai ditinggalkan.
Terdapat beberapa defenisi komunikasi massa menurut para ahli yang dirangkum  menjadi  satu  kesatuan  oleh  Rakhmat,  komunikasi  massa  diartikan sebagai   jenis   komunikasi   yang   ditujukan   kepada   sejumlah   khalayak   yang tersebar,  heterogen,  dan anonim  melalui  media  cetak  serta  elektronik  sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Ardianto, 2004: 7).


Karakteristik  Komunikasi Massa
Berdasarkan defenisi komunikasi massa tersebut terdapat karakteristik komunikasi massa yang membedakannya dengan jenis komunikasi lainnya. Perbedaan   yang   dimaksud   meliputi   komponen-komponen    yang   terlibat   di dalamnya  dan proses  berlangsungnya  komunikasi  tersebut  (Ardianto,  2004:  7). Adapun  yang  menjadi  karakteristik  komunikasi  massa  yang  dimaksud  adalah sebagai berikut:
1.   Komunikator terlembagakan (Ardianto, 2004: 8).
Komunikator   dalam komunikasi  massa adalah media massa itu sendiri. Artinya  adalah  semua  pihak  yang  bekerja  dalam  sebuah  media  massa mulai dari wartawan, reporter hingga pada pimpinan redaksi yang bekerja dalam suatu sistem yang telah terlembagakan sebagai suatu kesatuan. Sehingga  dapat dikatakan  bahwa komunikator  dalam komunikasi  massa merupakan kumpulan individu-individu  yang memiliki perannya masing- masing dalam sebuah sistem media massa.
2.   Informasi  atau  pesan yang disampaikan  bersifat  umum (Nurudin,  2004:
21).
Informasi   atau   pesan   yang   disampaikan   dalam   komunikasi   massa ditujukan  kepada  semua  orang  tidak  hanya  untuk  sekelompok   orang tertentu  saja.  Dengan  kata  lain,  pesan  yang  disampaikan  tidak  boleh bersifat   khusus   karena    pesan   tersebut    akan   disampaikan    kepada masyarakat luas.
3.   Komunikan   pada   komunikasi   massa   bersifat   anonim   dan   heterogen
(Ardianto, 2004:9).
Komunikasi massa bersifat anonim artinya pada komunikasi massa komunikator tidak mengenal komunikan karena komunikasinya menggunakan   media   dan  tidak   tatap   muka.   Selain   bersifat   anonim komunikan pada komunikasi massa juga bersifat heterogen artinya adalah komunikan terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda karakteristik seperti pendapatan, usia, jenis kelamin, agama dan latar belakang budaya.
4.   Media massa menimbulkan keserempakan (Ardianto, 2004: 10).
Keserempakan  media massa yang dimaksud  adalah keserempaan  kontak dengan khalayak dalam jarak yang jauh dengan komunikator dimana khalayak tersebut berada dalam keadaan yang terpisah satu sama lainnya.
5.   Komunikasi berlangsung satu arah ( Nurudin, 2004: 23).
Komunikator  tidak  dapat  melihat  secara  langsung  respon  dari komunikannya  atas  informasi  yang  diberikan  karena  bersifat  tertunda. Dalam komunikasi massa tidak dapat terjadi pengendalian arus informasi.
6.   Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (Nurudin, 2004: 28).
Gatekeeper   adalah   orang   atau   pihak   yang   sangat   berperan   dalam penyebaran  informasi  melalui  media  massa.  Gatekeeper  yang dimaksud antara lain pimpinan redaksi, wartawan dan editor. Informasi yang berasal dari media massa telah terlebih dahulu  diseleksi oleh gatekeeper  apakah informasi tersebut layak atau tidak untuk disebarkan.

Fungsi Komunikasi Massa
Secara umum fungsi komunikasi  massa adalah menginformasikan  pesan- pesan lewat media massa yang digunakan. Namun secara spesifik Burhan Bungin dalam  bukunya  Sosiologi  Komunikasi (2008  : 79-81)  menjelaskan  beberapa fungsi dari komunikasi massa, sebagai berikut :
1.   Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan ini dapat berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif sebagai aktivitas preventif. Dalam hal ini adalah upaya memberi reward dan punishment kepada masyarakat. Media massa dapat memberikan  reward kepada  masyarakat  yang bermanfaat  dan fungsional bagi  anggota   masyarakat   lainnya,   namun  akan  memberi   punishment apabila  aktivitasnya  tidak  bermanfaat  bahkan  merugikan  fungsi-fungsi sosial lainnya di masyarakat.
2.   Fungsi Social Learning (Pembelajaran Sosial)
Fungsi   utama   dari   komunikasi   massa   melalui   media   massa   adala h melakukan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat dimana    komunikasi     massa    itu    berlangsung.     Komunikasi     massa dimaksudkan  agar proses pencerahan  itu berlangsung  efektif dan efisien dan menyebar secara bersamaan di masyarakat luas.
3.   Fungsi Penyampaian Informasi
Komunikasi  massa  yang  mengandalkan   media  massa  memiliki  fungsi utama  yaitu  menjadi  proses  penyampaian  informasi  kepada  masyarakat luas. Komunikasi massa memungkinkan informasi dari institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat sehingga fungsi informatif tercapai dalam waktu cepat dan singkat.
4.   Fungsi Hiburan
Komunikasi  massa  juga  digunakan  sebagai  medium  hiburan,  terutama karena
komunikasi  massa  menggunakan  media  massa  sehingga  fungsi  hiburan yang   ada   pada   media   massa   juga   merupakan   bagian   dari   fungsi komunikasi  massa. Fungsi hiburan tidak lepas dari fungsi-fungsi  lainnya dalam komunikasi massa.

Media Massa
Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesa n dari   sumber   kepada   khalayak   (menerima)   dengan   menggunakan   alat-alat komunikasi  mekanis  seperti  surat kabar,  film, radio, TV (Cangara,  2002: 131). Media massa dibagi menjadi dua yakni media cetak dan media elektronik. Media massa  cetak  terdiri  dari  surat  kabar,  majalah,  tabloid  dan lain-lain,  sedangkan media massa elektronik terdiri dari televisi dan radio.
Media  massa  merupakan  alat-alat  dalam komunikasi  yang dapat menyebarkan   pesan  secara   serempak,   cepat  kepada   audiens  yang  luas  dan heterogen.  Kelebihan  media  massa  dibandingkan  dengan  jenis komunikasi  lain adalah media massa dapat mengatasi  hambatan  ruang dan waktu bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nuruddin, 2004: 104).

Fungsi Media Massa
Menurut   Muhtadi   dalam  bukunya   Jurnalistik   Pendekatan   Teori  da n
Praktek (1999: 84-85), fungsi dari media massa adalah sebagai berikut :
a.    Menyiarkan informasi
Fungsi ini merupakan fungsi utama media massa, sebab masyarakat membeli media tersebut adalah karena memerlukan informasi tentang berbagai hal yang terjadi di dunia ini.
b.    Mendidik
Dalam fungsi ini media memperlihatkan bahwa pesan-pesan atau tulisan- tulisan yang disajikan oleh media massa mengandung pengetahuan serta sekaligus dapat dijadikan media pendidikan massa.
c.    Menghibur
Dalam memainkan fungsinya untuk menghibur, media massa biasanya menyajikan rubrik-rubrik atau program-program yang bersifat hiburan.
d.    Mempengaruhi
Melalui fungsi mempengaruhi pers memegang peranan penting dalam tatanan
kehidupan masyarakat. Secara luas fungsi ini juga digunakan oleh media untuk menguasai pendapat dan tanggapan dari masyarakat.
Ditinjau   dari   sasaran/komunikan   media   massa   maka   setiap  manusia menerima    pesan   apakah   dari   media   cetak,   elektronik   atau   online   akan mengadakan   reaksi   yang   berbeda-beda   karena   setiap   manusia   mempunyai karakter dan kepentingan yang berbeda pula.

Televisi
Televisi sebagai media komunikasi massa berasal dari dua suku kata yaitu tele yang berarti jarak dalam bahasa Yunani dan visi yang   berarti citra atau gambar”  dalam  bahasa  Latin.  Jadi  kata  televisi  berarti  suatu  sistem  penyajian gambar berikut suaranya  dari suatu tempat yang berjarak jauh (Olii, 2007: 69). Sebagai   salah   satu   media   komunikasi   massa,   televisi   merupakan   media komunikasi  yang  paling  efektif  dibandingan  dengan  media  komunikasi  lainya seperti koran, majalah, radio dll. Hal ini dikarenakan khalayak yang menjadi komunikan televisi dapat menerima informasi visual dan audiovisual secara bersamaan.

Sejarah Pertelevisian di Indonesia
Kegiatan penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustu s
1962, bertepatan dengan dilangsungkannya  pembukaan pesta olahraga se-Asia I V atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia  yang disingkat TVRI dipergunakan  sebagai panggilan status sampai sekarang. Selama tahun 1962-1963  TVRI berada di udara rata-rata  satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya. Pada tahun 1989, pemerintah memberikan izin operasi kepada kelompok usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi TPI yang merupakan stasiun  televisi  swasta  pertama  di Indonesia,  disusul  kemudian  dengan  RCTI, SCTV,  Indosiar  dan  ANTV.  Sejak  tahun  2000  muncul  hampir  serentak  lima stasiun televis swasta  baru (Metro TV, Trans TV, Trans7, Tv One dan Global TV) dan banyak lagi televisi lokal (Morrisan, 2004: 3).

Karakteristik Televisi
Sebagai salah satu bentuk media massa televisi memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan dengan bentuk media massa lainnya. Adapun  karakteristik  televisi  yang  dimaksud  adalah  sebagai  berikut  (Usman,
2009 : 23) :
1.   Media pandang dengar (audio visual)
Televisi adalah media pandang sekaligus media dengar dimana  orang-orang memandang   gambar   yang   ditayangkan   dan   sekaligus   mendengar   atau mencerna narasi dari gambar.
2.   Mengutamakan gambar
Kekuatan dari televisi adalah dari gambar yang hidup sehingga lebih menarik dibanding dengan media cetak.
3.   Mengutamakan kecepatan
Deadline atau tenggat televisi bisa disebut setiap detik karena televisi mengutamakan  kecepatan dan ini menjadi salah satu unsur yang menjadikan berita televisi bernilai.
4.   Bersifat sekilas
Jika  media   cetak  mengutamakan   dimensi  ruang,  televisi   mengutamakan dimensi waktu atau durasi.
5.   Bersifat satu arah
Bersifat  satu  arah  dalm arti pemirsa  tidak  bisa pada  saat itu juga  memberi respons balik terhadap siaran televisi yang ditayangkan.
6.   Daya jangkau luas
Televisi dapat menjangkau  segala lapisan masyarakat,  dengan berbagai latar belakang sosial dan ekonomi.

Defenisi Berita dan Pemberitaan
Banyak orang mendefinisikan berita sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing.  Dengan  kata  lain,  dapat  dikatakan  belum  ada  defenisi  berita secara  universal.  Untuk  memperkuat  penyajian  atas peristiwa  apa yang  sedang kita   pantau   dan   bagaimana   menyajikannya,   reporter   pencari   berita   harus mempunyai defenisi sendiri mengenai lingkup pekerjaannya.
Dalam buku Here’s the News  yang dihimpun  oleh Paul De Maeseneer, berita  didefinisikan  sebagai  informasi  baru  tentang  kejadian  baru, penting,  dan bermakna  (significant),  yang berpengaruh  pada para pendengarnya  serta relevan dan layak dinikmati oleh mereka (Olii, 2007:25).
Defenisi berita tersebut mengandung unsur yang :
a)   Baru dan penting
b)  Bermakna dan berpengaruh
c)   Menyangkut hidup orang banyak
d)  Relevan dan menarik
Kategori  berita  merupakan  kategori  terbesar  dalam sajian  media.  Berita bisa saja berupa propaganda,   informasi salah, dan informasi yang  menyimpang atau berita yang noninformatif.  Menurut Walter Lippman (Mcquail, 1996: 190), berita  bukanlah  cermin  kondisi  sosial,  tetapi  laporan  tentang  salah  satu  aspek yang telah menonjolkannya sendiri. Dengan demikian, perhatian masyarakat diarahkan pada hal-hal yang menonjol dan bernilai untuk diperhatikan.
Pemberitaan  atau  reportase  adalah laporan  lengkap  ataupun  interpretatif (telah disajikan sebagaimana dianggap penting oleh redaksi pemberitaan) ataupun berupa   pemberitaan   penyelidikan   (investigatif   reporting)   yang   merupakan pengkajian fakta-fakta lengkap dengan latar belakang, trend/kecenderungan,  yang mungkin terjadi di masa mendatang.

Kriteria Umum Nilai Berita
Kriteria umum nilai berita merupakan acuan yang dapat digunakan  oleh para jurnalis, yakni para reporter dan editor, untuk memutuskan fakta yang panta s dijadikan  berita dan memilih  mana  yang lebih baik. Kriteria  umum nilai berita merujuk pada 9 hal di bawah ini, yaitu:
1.   Keluarbiasaan (Unusualness)
Berita adalah sesuatu  yang luar biasa.Oleh  karena itu semakin  besar  suatui peristiwa,   semakin   besar   nilai  berita   yang  ditimbulkannya.   Nilai  berita peristiwa  luar  biasa  dapat  dilihat  dari  5  aspek:  lokasi  peristiwa,   waktu peristiwa, jumlah korban, daya kejut peristiwa, dan dampak yang ditimbulkan peristiwa tersebut.
2.   Kebaruan (Newness)
Berita  adalah  semua  apa yang terbaru.  Berita  adalah apa saja yang disebut hasil karya terbaru. Oleh karena itu, semua hal yang baru, apa pun namanya, pasti memiliki nilai berita.
3.   Akibat (impact)
Berita  adalah  segala  sesuatu  yang  berdampak  luas.Suatu   peristiwa  tidak jarang menimbulkan dampak besar dalam kehidupan masyarakat.
4.   Aktual (Timeliness)
Berita adalah peristiwa yang sedang atau baru terjadi. Berita adalah apa yang terjadi hari ini, apa yang masih belum diketahui tentang apa yang akan terjadi hari  ini,  atau  adanya  opini  berupa  pandangan  dan  penilaian  yang  berbeda dengan  opini  sebelumnya  sehingga  opini  tersebut  mengandung  informasi penting dan berarti.
5.   Kedekatan (Proximity)
Berita adalah kedekatan.Kedekatan  mengandung dua arti.Kedekatan geografis dan kedekatan psikologis.Kedekatan  geografis menunjuk pada suatu peristiwa yang terjadi di sekitar tempat tinggal.Kedekatan Psikologis lebih banyak ditentukan oleh tingkat keterikatan pikiran, perasaan dan kejiwaan seseorang dengan suatu objek peristiwa.
6.   Informasi (Information)
Berita adalah informasi. Menurut Wilbur Schramm,  informasi adalah segala yang menghilangkan ketidakpastian.
7.   Konflik (Conflict)
Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsur atau sarat dengan  dimensi  pertentangan.Konflik  dan pertentangan,  merupakan  sumber berita yang tak pernah kering dan tak pernah habis.
8.   Orang Penting (Prominence)
Berita adalah tentang orang-orang penting, orang-orang ternama, pesohor, selebriti, figure publik. Orang-orang penting, orang-orang terkemuka, di mana pun selalu membuat berita.
9.   Ketertarikan Manusiawi (Human Interest)
Suatu peristiwa terkadang tidak menimbulkan efek berarti pada seseorang, sekelompok  orang, atau bahkan  pada  masyarakat,  tetapi telah menimbulkan getaran pada suasana hati, suasana kejiwaan, dan alam perasaannya.
10. Kejutan (Surprising)
Kejutan adalah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, diluar dugaan, tidak direncanakan, diluar perhitungan, tidak diketahui sebelumnya.

Kategorisasi Riset Pemberitaan
Dalam melakukan  riset terhadap  suatu bentuk  pemberitaan  pada  sebuah media  dibutuhkan   tolak  ukur  yang  tepat.  Oleh  karena  itu  Mcquail  (1992) membuat kategorisasi untuk mengukur Media Performance dalam meriset mengenai pemberitaan (Kriyantono, 2008: 241-242), yaitu :
a)   Faktualitas (Factualness)
Maint-point (apakah ada pencampuran antara fakta dan opini), nilai informasi (kedalaman  berita), kemudahan untuk dipahami (readability),dapat  tidaknya dikonfirmasi dengan sumber berita (checkability).
b)  Keakuratan (Accuracy)
Verifikasi terhadap fakta, relevansi sumber berita, dan akurasi penyajian.
c)   Kelengkapan isi berita (Completeness)
Mencakup 5W+1H (What, Who, Where, Why, When, How)
d)  Hubungan (Relevance)
Proximity  psikografis,  proximity  geografis,  timeless,  significance, prominence,  dan     magnitude.  Dengan  kata  lain,    yang  dimaksud  relevan adalah berkaitan dengan nilai berita.
e)   Keseimbangan (Balance)
Ada atau tidak   ada Source Bias (penampilan  satu sisi dalam penampilan, seperti   ketidak   seimbangan   sumber   berita), ada  atau   tidak   ada  Slant(kecenderungan/berita  miring), dan ketidakseimbangan.
f)   Netralitas (Neutrality)
Sensionalism, stereotype, junxtaposition (membandingkan  dua hal yang tidak sebanding), dan linkages (membandingkan dua hal yang tidak relevan).

Teori S-O-R
Teori  S-O-R   sebagai  singkatan   dari  Stimulus-Organism-Response  ini semula  berasal  dari  psikologi  yang kemudian  menjadi teori komunikasi  karena objek  dan  material  dari  psikologi  dan  ilmu  komunikasi   adalah  sama,  yaitu manusia  yang  jiwanya  meliputi  komponen-komponen:   sikap,  opini,  perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.
Teori stimulus-respons ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang  sederhana,   dimana   efek  merupakan   reaksi  terhadap  stimulus   tertentu. Dengan demikian,  seseorang  dapat menjelaskan  suatu kaitan erat antara pesan- pesan media dan reaksi audience. Dengan kata lain, menurut Effendy efek yang ditimbulkan  sesuai  dengan  teori S-O-R  yang merupakan  reaksi  bersifat  khusus terhadap   stimulus   khusus,   sehingga    seseorang    dapat   mengharapkan    dan menyesuaikan antara pesan dan reaksi komunikan (Effendy, 2003:254).

Elemen-Elemen  Teori S-O-R
McQuail  (Bungin,  2008:  277)  menjelaskan  elemen-elemen  utama  dari teori ini adalah:
(a) pesan (Stimulus);
(b) seorang penerima atau receiver(Organism); dan
(c) efek (Respons).

1 komentar: